Suami istri mana yang tak mendambakan kehidupan rumah tangga romantis. Tapi, yang jadi soal, berapa lama perasaan seperti itu bisa bertahan dalam pernikahan?
Menurut hasil survei terhadap dua ribu pasangan suami istri yang melibatkan BetterBathrooms, ternyata perasaan romantis akan pelan-pelan meredup, sejak pernikahan melewati satu tahun pertama.Survei itu menjelaskan periode bulan madu perkawinan rata-rata berlangsung tidak lebih dari 14 bulan. Setelah masa itu berakhir, suami istri akan jarang mengungkapkan perasaan sayang dan cinta satu sama lainnya, dikutip dari laman Genius Beauty.
Sejak itu, wanita mulai menunjukkan sikap ceroboh dan tak terlalu memperhatikan penampilan terbaik yang pernah dilakukan saat awal-awal pernikahan. Misalnya, tak lagi mengenakan gaun atau riasannya jadi alakadarnya saja.Sementara pria, mulai memperlihatkan sikap buruk. Misalnya, lupa untuk mencukur atau meninggalkan pintu toilet terbuka setelah menggunakannya.
Semua sikap yang tadinya romantis, seiring dengan usia pernikahan yang semakin tua, masing-masing pasangan akan menunjukkan sikap dan sifat asli. Misalnya, dari caranya merencanakan keluarga, cara untuk menghabiskan uang, menyelesaikan sesuatu, dan lebih menunjukkan kebiasaan buruk yang biasa dilakukan sebelum menikah.
Terkadang sering Romantisme juga berefek pada keharmonisan rumah tangga. Hal itu tidak dapat dipungkiri. Tapi percayalah bahwa tidak ada masalah yang tidak bisa dipecahkan.Berikut beberapa sikap yang bisa membuat penikahan Anda di ujung tanduk, seperti yang dikutip dari Shine.
1. Silent moment. Harus Anda sadari, pasangan Anda tidak memiliki kekuatan untuk membaca pikiran. Walaupun Anda telah hidup bersama puluhan tahun, bukan berarti ia bisa mengetahui dengan detil jalan pokiran Anda. Memendam rasa kesal dan marah bukanlah hal yang baik dalam pernikahan. Ketidakpuasan Anda hanya akan menjadi bom waktu yang sewaktu-waktu meledak. Lebih baik komunikasikan segala sesuatu yang Anda rasakan, agar pasangan mengerti.
2. Menyalahartikan keadilan. Adil bukan berarti jika Anda melakukannya, pasangan pun harus melakukannya. Ingat, Anda adalah dua sosok yang berbeda, baik kepribadian maupun latar belakang. Cara Anda dan dia untuk menunjukkan rasa cinta dan sayang pun pasti berbeda. Jangan pernah menuntutnya melakukan sesuatu yang Anda lakukan. Biarkanlah ia memakai jalannya sendiri.
3. Mengeluh tanpa menyelesaikan. Mengeluh tak pernah menjadi jalan keluar yang baik. Jika Anda hanya mengeluh dan mengeluh, tak satupun masalah akan selesai. Lebih baik berhenti mengeluh dan mulai berembuk dengan pasangan untuk mencari solusi.
4. Menyalahkan. Membuat daftar kejelekan, kekurangan dan kesalahan pasangan setiap berkelahi mungkin akan merasa Anda superior sesaat. Namun hal tersebut tak akan menyelesaikan apa-apa, rasa bersalah akan menghantui Anda setelahnya. Yang lebih buruk, pasangan akan merasa tak lagi berharga di mata Anda. Hubungan pun tak akan pernah kembali seperti semula.
5. Merengek. Merengek hanya akan membuat Anda dikasihani, bukan dicintai. Anda tentu tak ingin menjalankan pernikahan atas dasar kasihan bukan?
6. Berkata kasar. Menyakiti perasaan pasangan dengan kata-kata kasar hanya akan memuat hubungan Anda bertamah buruk. Hati yang telah terluka tak akan bisa disembuhkan dengan mudah.
7. Mengesampingkan seks. Rasa letih, kesibukan dan suasana hati yang kurang baik membuat Anda mengesampikan seks? Tahukah Anda bahwa seks bukan hanya pelampiasan hasrat biologis semata, melainkan juga menjadi media komunikasi yang jitu untuk setiap pasangat. Semakin Anda menghindarinya, maka otomatis ikatan Anda dengan pasangan akan semakin merenggang.
Sekarang tinggal kitanya bagaimana? Lari dari suatu masalah bukanlah sebuah solusi. Karena masalah tidak akan pernah kunjung selesai jika kita terus lari meninggalkannya. Bahkan tak jarang masalah yang kita tinggal lari akan berubah menjadi bom waktu yang kapan saja siap untuk meledak.
Oleh : Dony Ogawa, dari berbagai sumber.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar